Camshaft adalah salah satu bagian penting dari mesin. Badan utama camshaft berupa batang silinder yang panjangnya kira-kira sama dengan kelompok silinder. Ada beberapa kamera di atasnya untuk menggerakkan katup. Oleh karena itu, fungsi utama camshaft adalah mengontrol buka tutup katup.
Tegangan kontak antara bubungan dan tappet sangat tinggi, dan kecepatan geser relatif juga sangat tinggi, sehingga keausan permukaan kerja bubungan menjadi lebih serius. Menanggapi situasi ini, jurnal poros bubungan dan permukaan kerja bubungan harus memiliki akurasi dimensi yang tinggi, kekasaran permukaan yang kecil dan kekakuan yang cukup, serta ketahanan aus yang tinggi dan pelumasan yang baik.
Malfungsi umum
Kegagalan camshaft yang umum meliputi keausan yang tidak normal, kebisingan yang tidak normal, dan kerusakan. Gejala keausan yang tidak normal sering kali muncul sebelum terjadi kebisingan dan kerusakan yang tidak normal.
(1) Camshaft hampir berada di ujung sistem pelumasan mesin, sehingga status pelumasan tidak optimis. Jika pompa oli memiliki tekanan suplai oli yang tidak mencukupi karena waktu penggunaan yang berlebihan, dll., atau saluran oli pelumas tersumbat dan oli pelumas tidak dapat mencapai poros bubungan, atau torsi pengencangan baut pengencang tutup bantalan terlalu besar dan pelumas oli tidak dapat masuk ke celah camshaft, hal ini akan menyebabkan keausan camshaft yang tidak normal.
(2) Keausan camshaft yang tidak normal akan menyebabkan jarak antara camshaft dan dudukan bantalan bertambah, dan camshaft akan mengalami perpindahan aksial saat bergerak, sehingga menimbulkan kebisingan yang tidak normal. Keausan yang tidak normal juga akan menyebabkan jarak antara cam penggerak dan tappet hidrolik bertambah. Apabila bubungan digabungkan dengan tappet hidrolik, akan terjadi benturan yang akan menimbulkan kebisingan yang tidak normal.
(3) Camshaft terkadang mengalami kegagalan serius seperti patah. Penyebab umum adalah keretakan tappet hidrolik atau keausan yang parah, pelumasan yang sangat buruk, kualitas poros bubungan yang buruk, dan pecahnya roda gigi pengatur waktu poros bubungan.
(4) Dalam beberapa kasus, kegagalan poros bubungan disebabkan oleh ulah manusia, terutama bila poros bubungan tidak dibongkar dan dirakit dengan benar saat mesin diperbaiki. Misalnya saat melepas tutup bantalan poros bubungan, gunakan palu atau obeng untuk mencongkel tekanan, atau saat memasang tutup bantalan, posisi tutup bantalan tidak sesuai dengan dudukan bantalan, atau torsi pengencangan baut pengikat tutup bantalan terlalu besar. Saat memasang penutup bantalan, perhatikan panah arah dan nomor posisi pada permukaan penutup bantalan, dan gunakan kunci momen untuk mengencangkan baut pengikat penutup bantalan sesuai dengan torsi yang ditentukan.